And.. Suddenly1

The Last Part Of And… Suddenly…

Ceritanya sedikit lebih panjang dan ada sedikit scene dewasanya.

Kalau kalian tidak suka bagian dewasanya, di skip aja ya ^^

Setelah perpisahan yang penuh drama dan air mata dengan Kyuhyun, Hye Hee kembali memiliki harapan dalam hidupnya. Ia sudah berjanji pada Kyuhyun akan menemui pria itu satu minggu lagi di New York, dan ia menjadikan janjinya itu sebagai kekuatannya.

Mobil Kyuhyun baru saja meninggalkan pelataran rumah mereka. Kyuhyun melarang Hye Hee ikut mengantarnya sampai ke bandara, karena pria itu tidak ingin melihat lagi tangis istrinya.

Masuk ke dalam rumahnya, Hye Hee mencari ponselnya dan menemukan ponselnya di atas meja di depan televisi kamarnya. Tanpa menunggu waktu, Hye Hee menekan nomor telepon Andreas yang sudah ia hafal.
“Aku akan menemui sekarang.” Kata Hye Hee. Tidak menunggu hingga deringan kedua Andreas sudah mengangkat panggilannya. “Aku sudah menyiapkan uang yang kau  minta, dan sesuai perjanjian kau juga harus menyerahkan kaset rekaman itu padaku.”

“Tenang sayang, kau terlalu bersemangat.” Andreas tertawa dingin, tawa yang begitu Hye Hee benci.

Hye Hee memilih tidak menggubris ucapan Andreas. Mengeyahkan rasa jijiknya pada suara tawa pria itu, ia melanjutkan ucapannya. “Tiga puluh menit dari sekarang aku akan sampai di tempatmu.” Lalu ia mematikan sambungan telepon mereka.

Jantung Hye Hee berdegup kencang. Ia bersemangat ingin mengakhiri penderitaannya selama ini, namun ia juga takut. Dengan mata terpejam ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa ia bisa. Bahwa cintanya pada Kyuhyun akan membantunya melewati ini, meskipun tanpa Kyuhyun di sisinya.

Sementara itu di kamar hotelnya, Andreas menatap heran nomor telepon yang baru saja menghubunginya. Panggilan itu dari wanita yang akan memberikan ia kesenangan dunia kembali, yaitu dengan uang yang ia peras dari wanita itu. namun kali ini wanita itu menghubunginya dengan nomor ponsel yang berbeda.

“Apa dia mengganti nomor ponselnya?” Andreas menatap sejenak nomor ponsel yang baru saja menghubunginya itu, kemudian melemparkan ponselnya secara asal ke atas tempat tidur, lalu membuang tubuhnya juga ke atas tempat tidur.

***

Kalau biasanya tidak ada yang memberatkan langkah Kyuhyun untuk terbang ke negara manapun, maka saat ini Kyuhyun merasa begitu berat untuk meninggalkan Korea.

Tiga tahun yang lalu perasaannya begitu ringan ketika ia akan meninggalkan Korea dan terbang ke New York, namun saat ini ia begitu berat begitu tidak rela. Begitu kuat magnet perasaan yang menahannya untuk tetap tinggal.

Baru sepuluh menit ia berpisah dengan wanita itu, rasanya dadanya sudah di penuhi oleh kerinduan, bahkan mobil yang membawanya belum sampai ke bandara. Kyuhyun mengeluarkan ponselnya dari dalam saku, ia ingin mendengar suara Hye Hee sebelum ia melakukan perjalan yang cukup lama dengan jet pribadinya.

Dahi Kyuhyun mengernyit bingung saat melihat ponselnya. Ia membolak balik ponsel itu, seperti asing dengan benda persegi itu. Kyuhyun membuka tombol kunci ponselnya, dan tersenyum menyadari kecerobohannya begitu melihat layar kunci ponselnya.

Layar itu berisikan wajah Hye Hee, dan hal itu sudah menjelaskan bahwa ponsel itu miliki istrinya. “Babho.” Kyuhyun tertawa sendiri.

Kyuhyun meneruskan membuka layar terkunci ponsel itu, yang untungnya tidak memiliki kode tertentu untuk membukanya.

“Apa aku harus meneleponnya dan mengatakan kalau ponsel kami tertukar?” Kyuhyun bergumam, dan mengingat mengapa ponsel mereka bisa tertukar.

“Aahh…” Kyuhyun menggeleng sambil tertawa setelah mengingat kenapa ponsel mereka bisa tertukar. Pagi tadi sebelum mandi ia menghubungi Jae Hyun, dan setelahnya ia meletakkan ponselnya di atas meja di depan televisi tepat di sebelah ponsel Hye Hee. Dan kebetulan sekali mereka memiliki ponsel yang sama.

Alih-alih berusaha menelepon Hye Hee untuk mengatakan bahwa ponsel mereka tertukar, Kyuhyun malah membongkar isi dalam ponsel wanita itu. Dan hal utama yang menarik minatnya adalah galery photo.

Kyuhyun memerhatikan seluruh photo yang ada di galery tersebut, dan setiap kali menemukan photo wajah istrinya yang lucu ia akan tertawa. Setelah puas dengan photo-photo Hye Hee, Kyuhyun membuka folder yang berisikan video milik wanita itu.

“Wah banyak sekali videonya. Ternyata selain photo dia juga mengoleksi video pribadi. Benar-benar narsis.” Kyuhyun  mencibir sambil menggeser layar ponsel ke bawah memeriksa banyaknya video yang di miliki Kyuhyun.

Beberapa video menarik minat Kyuhyun, dari beberapa video yang ia lihat selalu menampilkan curahan hati istrinya, dan kebanyakan itu tentang perasaan lelahnya tentang pekerjaan.

“Kalau kau lelah kenapa tidak berhenti saja.” Gumam Kyuhyun menanggapi curahan hati Hye Hee tentang pekerjaannya di dalam video itu. Bukan hanya curahan hati, Kyuhyun juga membuka beberapa video dimana wanita itu sedang menganggu Sungmin ataupun rekan kerjanya.

Video terakhir yang Kyuhyun tonton cukup membuatnya lelah karena tertawa. Ia menutup video tersebut dan bermaksud menutup galery video tersebut. Namun sebuah video yang terletak di bagian atas menarik minatnya lagi. Video itu di buat empat hari yang lalu, terlihat dari tanggal yang tertera.

Kyuhyun menekan tombol putar di layar sentuh itu, dan hal pertama yang terlihat adalah wajah cantik istrinya yang baru saja selesai mandi dengan rambut yang masih setengah kering. Kyuhyun tersenyum melihat wajah natural istrinya di dalam video itu.

“Aku bahkan lupa sekarang sudah jam berapa. Aku rasa sebentar lagi aku akan gila, aku sudah memikirkannya sejak tadi, tapi aku tidak bisa menemukan apapun di dalam kepalaku.”

Terlihat Hye Hee mengacak-acak rambutnya yang basah, dan hal itu membuat Kyuhyun semakin tersenyum.

“Apa aku harus melakukannya? Mengambil uangnya dan memberikannya pada pria berengsek itu? Oh aku tidak mungkin melakukannya, Kyuhyun akan marah kalau tahu aku mencuri uangnya dari brankas dan memberikannya pada pria lain.”

Dahi Kyuhyun mengkerut, ia mendekatkan layar ponsel itu ke wajahnya, dan menambah volume agar bisa mendengarkan lebih jelas.

“Waktuku tinggal tiga hari lagi, dan aku masih belum menemukan uang tebusan itu. Aku ingin mengatakannya pada Kyuhyun, dan memohon bantuan darinya, tapi itu sama saja aku membunuh diriku sendiri. Bagaimana setelah aku menceritakan masalahku dia malah menjauhiku, aku tidak ingin Kyuhyun menjauhi, tidak.”

Video itu berakhir dengan raut wajah sendu Hye Hee, Kyuhyun sedikit kecewa karena tidak ada lanjutan dari video itu. ia melihat kembali daftar video dan tidak ada video yang di rekam setelahnya.

Ucapan terakhir Hye Hee di dalam video mengingatkan Kyuhyun dengan ucapan wanita itu beberapa waktu lalu.

“Kalau minggu depan aku berhasil menemuimu, aku akan menceritakan semuanya padamu. Meskipun setelah aku menceritakannya padamu kau akan merubah pandanganmu terhadapku, aku tidak akan peduli lagi. Tidak peduli apa kau akan menolakku atau membuangku, aku tetap akan datang padamu, menghambakan diriku padamu, dan berjanji akan menyerahkan seluruh yang ada pada diriku padaku.”

Kalimat-kalimat itu membuat rasa penasaran dalam diri Kyuhyun. Apa sebenarnya yang istrinya itu ingin katakan padanya. Kyuhyun hanyut dalam renungannya, sampai ponsel di genggamannya berdering dan menyadarkannya. Panggilan dari Sungmin. Kyuhyun menggeser tombol jawab, dan meletakkan ponsel itu ke telinganya.

“Ya Shin Hye Hee, kau sudah gila?!”

Belum sempat Kyuhyun bersuara ia sudah mendengar teriakan kemarahan Sungmin.

“Jangan berbuat nekat. Kau tahu tindakanmu itu terlalu gegabah. Kau bisa mati jika tetap nekat dan Kyuhyun akan marah besar jika dia tahu….”

“Sungmin-ssi.” Kyuhyun menyela ucapan Sungmin begitu mendengar namanya di sebut.

“K…Kyu…Kyuhyun-ssi.” Sungmin begitu terkejut mendengar suara Kyuhyun di speaker ponselnya hingga ia kehilangan kata-kata. “Aku rasa aku salah menelepon orang.” Sungmin menarik ponselnya untuk memeriksa nomor panggilannya, dan ia tidak melakukan kesalahan nomor ponsel itu milik Hye Hee, lalu kenapa Kyuhyun yang menjawab.

Sungmin baru saja terbangun dan baru membaca pesan yang di kirimkan Hye Hee kepadanya. Isi pesannya sangat singkat, wanita itu mengatakan akan menjalankan rencananya kemarin, dan mengucapkan selamat tinggal pada Sungmin.

Pesan singkat itu membuat Sungmin panik dan langsung menelepon wanita itu, namun siapa sangka kalau ternyata Kyuhyun yang  menjawab panggilannya.

“Kau tidak salah, ini memang ponsel Hye Hee.” Jawab Kyuhyun. “Dan apa maksud ucapanmu tadi? Aku akan marah kalau mengetahuinya. Apa yang sebenarnya tidak aku ketahui?” Tanya Kyuhyun tanpa basa basi. Rasa penasarannya sudah tidak bisa ia kendalikan lagi.

Bukannya menjawab Sungmin malah bungkam. Kebungkaman Sungmin membuat emosi di dalam diri Kyuhyun mencuat ke permukaan.

“Sungmin-ssi, katakan apa yang wanita itu sembunyikan dariku.”

***

Pintu coklat di hadapannya seolah menantangnya untuk membuka daun pintu itu dan masuk ke dalam ruangan di dalamnya. Menarik napasnya dalam untuk yang kesekian kali, Hye Hee mengumpulkan keyakinannya dan menekan tombol di pintu itu.

Setelah tiga kali menekan, akhirnya pintu itu terbuka dan sosok Andreas yang begitu memuakkan baginya berdiri dengan senyuman licik. Pandangan pria itu langsung tertuju pada tas jinjing hitam yang Hye Hee bawa. Dan Hye Hee menyadari pandangan pria itu pada tas yang ia bawa, ia menunduk melihat tasnya dan mengeratkan pegangannya pada tas itu.

Begitu Andreas melebarkan daun pintu kamarnya, Hye Hee langsung masuk tanpa mengucapkan sepatah katapun.

“Berikan rekaman itu padaku.” Tukas Hye Hee begitu Andreas masuk kembali setelah mengunci pintu kamar hotel.

Andreas mendengus keras dan tertawa, “Aku akan memberikannya setelah kau menyerahkan uang itu.”

“Tidak!” Hye Hee menolak. “Berikan rekaman itu dan kau akan mendapatkan uangmu.” Tangan Hye Hee yang bebas bergerak menyentuh saku jaket kulit hitamnya dari luar, memastikan sesuatu di dalam sakunya.

“Serahkan uangnya, atau kau tidak akan mendapatkan rekaman itu.” Andreas mengancam, dan ultimatumnya itu cukup membuat keyakinan dalam diri Hye Hee runtuh.

Wanita itu melemparkan tas yang di bawanya ke atas tempat tidur. “Itu uang yang kau minta.”

Andreas mengambil tas itu, membukanya dan matanya membulat puas saat melihat lembaran won tersusun rapi di dalam tas itu. “Itu rekamannya.” Tangan Andreas menunjuk pada lemari hias.

Hye Hee mengikuti arah jemari Andreas, dan segera berlari menuju meja rias di mana kaset rekaman itu berada. Begitu kaset rekaman itu berada di tangannya,ia bergegas igin keluar dari ruangan itu.

“Aku harap dimasa depan, kita tidak perlu bertemu lagi.” Ucapnya yang tidak mendapatkan tanggapan apapun dari Andreas, karena pria itu tampak sibuk dengan uang yang di berikannya.

Namun Hye Hee tahu sesuatu yang buruk akan terjadi kalau Andreas mengetahui apa yang sudah ia lakukan dengan uang-uang itu. Dan sebelum Andreas menyadarinya, Hye Hee harus bergegas keluar.

“Tunggu.” Hye Hee sudah berada di depan pintu kamar, namun Andreas memanggilnya membuat ia meremang ketakutan.

Pria itu sudah menyadarinya

Hye Hee membuka pintu kamar hotel dan pintu itu terkunci, dan kunci pintu itu tidak ada disana. Ketakutan Hye Hee semakin nyata.

Sial!

Hye Hee mengumpat di dalam hatinya.

“Kau tidak akan bisa keluar tanpa ini.” Andreas berjalan ke arahnya, menunjukan kunci pintu kepadanya.

“Berikan kunci itu padaku.” Hye Hee berbalik menghadap Andreas, memberikan tatapan  menantang pada pria itu.

Andreas menyeringai menampakan kunci itu tepat di depan wajah Hye Hee, lalu membuang kunci itu ke sembarang arah di dalam kamar itu. “Cari saja kalau kau bisa.”

“Akan kutemukan.” Hye Hee tidak peduli dengan tantangan pria itu. Meskipun ia takut  ia tetap berjalan melewati Andreas untuk mencari kunci pintu kamar, dan sebelum ia berhasil melewati pria itu, Andreas sudah menarik tangannya dan menghempaskan tubuhnya kuat ke pintu di belakangnya.

“Kau pikir bisa menipuku, sialan!” Umpat Andreas di depan wajah Hye Hee.

Hye Hee merasakan kepalanya berdenyut nyeri karena kuatnya hempasan Andreas. Lalu rasa nyeri lain yang ia rasakan ialah, cengkeraman jemari kekar Andreas di wajahnya. Pria itu mencengkeram kedua pipinya kuat, dan menekan kepalanya ke daun pintu.

“Wanita jalang. Kau kira mudah menipuku.” Dengan tenaganya yang besar bukan hal susah bagi Andreas untuk menarik tubuh Hye Hee hanya dengan salah satu tangannya dan membuat tubuh wanita itu hingga terjerembab ke atas lantai.

“Kau hanya menyusun uang asli di bagian atas, dan menyusun uang palsu di bagian bawah.” Tubuh Andreas melengkung di atas tubuh Hye Hee yang sudah lemas karena sakit. “Apa kau pikir aku tidak akan mengetahuinya dengan cepat?” bisik Andreas. “Seharusnya kau tahu siapa aku. Aku bukanlah seseorang yang bisa kau tipu, sialan!”

Hye Hee tidak menyangka Andreas akan secepat itu menyadari bahwa ia telah menipu pria itu. Seperti yang Andreas katakan, Hye Hee memang hanya menyusun uang asli di bagian atas tas, dan sisanya ia menyusun uang palsu yang ia siapkan kemarin sore sebelum ia pulang ke rumah.

Ide membuat uang palsu itu terlintas begitu saja, saat otak malangnya sudah mencapai titik terbuntu. Begitu ide itu muncul, Hye Hee segera mencari percetakan yang mampu membuatkan ia uang palsu dalam jumlah banyak saat itu juga.

Dan begitu ia mendapatkan uang palsunya, Hye Hee langsung menyusun uang itu ke dalam tas, dan menambahkan uang asli hasil kerja kerasnya ke bagian atas tas.

Awalnya ia memang akan menggunakan uang Kyuhyun, namun niat jahatnya itu tidak pernah benar-benar ia laksanakan. Hye Hee teringat kembali malam dimana ia akan mengambil uang Kyuhyun.

Tangan wanita itu sudah terulur masuk ke dalam lemari besi persegi itu, dan dengan gerakan lambat ia meraih tumpukan uang di dalam lemari besi itu. Hye Hee menatap tumpukan uang dalam genggamannya, lalu tangan kanannya kembali masuk ke dalam lemari besi itu, dan mengambil bebapa batangan emas.

“Maafkan aku.”

Hye Hee memerhatikan uang dan emas yang ada di tangannya bergantian. Lalu ia menggelengkan kepalanya.

“Tidak, aku tidak bisa.” Hye Hee terisak, ia tidak mau melakukan sesuatu yang akan merugikan Kyuhyun begitu besar.

Setelah menyeka air matanya dengan punggung tangan, Hye Hee meletakan kembali uang dan emas yang sudah ia pegang ke dalam lemari besi itu,merapikan letaknya sesuai bentuk awal dan  menutup lemari besi itu.

Kesadaran Hye Hee tertarik kembali, saat Andreas menarik paksa kaset rekaman yang sejak tadi ia dekap di dadanya. Hye Hee mencoba bangkit dan mencoba merebut kaset rekaman itu dari tangan Andreas, namun karena tenaganya tidak sebanding dengan tenaga Andreas, ia dengan mudah terpental ketika pria itu mendorongnya. Tubuh Hye Hee terbuang kembali ke atas lantai, beruntung ia bisa menahan tubuhnya, hingga kepalanya tidak lagi membentur lantai.

Pria itu marah dan Hye Hee cukup paham apa yang akan Andreas lakukan ketika marah. Sekarang ia takut, benar-benar takut. Hye Hee mengambil pisau yang sudah ia siapkan sejak awal untuk melawan pria itu.

“Aku tidak akan pernah lagi menuruti kemauanmu.” Kata Hye Hee sambil berusaha berdiri sambil menahan sakit di seluruh tubuhnya. “Sudah cukup selama ini aku menjadi sapi perahmu, tapi tidak untuk kali ini.” Tangan Hye Hee membuka dengan gemetar pisau di tangannya dan menodongkannya ke arah Andreas.

***

“Hye Hee tidak pernah berniat menipumu, ia hanya di jebak, dan ia terjebak di dalam jebakan itu. Ia tidak bisa mengatakannya padamu, karena takut mengecewakanmu. Hye Hee sudah berusaha untuk mengatakan kejujuran padamu, tapi ia merasa kalau ia jujur, kau akan membuangnya, karena keadaanya.” Sungmin sudah menceritakan pada Kyuhyun apa yang ia ketahui. Kyuhyun memaksanya menceritakan semua cerita yang ia ketahui, walaupun awalnya ia tidak tahu bagaimana cara menceritakannya agar Kyuhyun tidak salah paham, namun dengan perlahan Sungmin memulai cerita yang ia dapat dan meyakinkan Kyuhyun bahwa Hye Hee bukanlah wanita yang ingin menipunya. “Kyuhyun-ssi, kau masih disana?” Tanya Sungmin karena tidak mendengar suara Kyuhyun.

“Sejak kapan kau mengetahui masalah ini?” Tanya Kyuhyun dengan suara berat.

“Satu minggu yang lalu, saat ia bertemu lagi dengan Andreas.” Jawab Sungmin jujur. “Kemarin Hye Hee mengatakan kalau ia akan mengambil uang di brankas milikmu, apa kau memeriksa brankas sebelum kau meninggalkan rumah pagi ini?”

“Tidak ada satu hal pun yang berkurang dari brankas itu, aku sudah memeriksanya.” Ujar Kyuhyun.

“Kau yakin?”

“Ya, aku selalu memeriksanya setiap hari.” Kyuhyun menggenggam erat ponsel di telinganya. Telinganya panas mendengar berita ini, dan dadanya bergemuruh. Ia tidak tahu apakah ia marah atau khawatir, namun saat ini ada suatu dorongan dalam dirinya, dorongan ingin membunuh pria yang bernama Andreas itu.

“Kalau begitu Hye Hee serius dengan rencana B nya.” Sungmin bergumam, lalu membuka kembali pesan yang di kirim Hye Hee malam tadi, dan pagi ini.

“Rencana B, apa maksudmu?” Wajah Kyuhyun sudah memerah menahan marah, tangannya berkeringat, namun ia tidak tahu pada siapa ia harus marah.

“Aku tidak benar-benar tahu apa yang ia lakukan dengan rencana B nya, namun dari pesan terakhir yang ia kirimkan padaku, ia ingin mengakhiri semuanya dengan cara…. Astaga” Mata Sungmin membelalak lebar, setelah memahami pesan tersirat Hye Hee.

“Dengan cara apa Sungmin-ssi?” Jantung Kyuhyun berdebar keras, tenggorokannya mendadak kering, ia merasa tubuhnya dingin.

“Hye Hee ingin mengakhirinya dengan mengorbankan dirinya.”

Ketakutannya terbukti, ia tidak salah menebak apa lanjutan yang akan Sungmin katakan. Kyuhyun seperti kehabisan oksigen, ia memejamkan matanya sejenak, mencoba berpikir tenang.

“Kalau minggu depan aku berhasil menemuimu, aku akan menceritakan semuanya padamu. Meskipun setelah aku menceritakannya padamu kau akan merubah pandanganmu terhadapku, aku tidak akan peduli lagi. Tidak peduli apa kau akan menolakku atau membuangku, aku tetap akan datang padamu, menghambakan diriku padamu, dan berjanji akan menyerahkan seluruh yang ada pada diriku padaku.”

Kalimat Hye Hee kembali ia ingat dan akhirnya ia paham apa maksud dari kalimat wanita itu. Hye Hee akan berjuang melawan Andreas sendiri, dan kalau ia selamat dari pria itu Hye Hee akan menemui dirinya.

“Shin Hye Hee kau benar-benar.” Kyuhyun menggeram kesal, mengigit bibirnya marah. “Dimana dia sekarang?” Tanya Kyuhyun lagi pada Sungmin.

“Aku tidak tahu dimana dia dan Andreas bertemu, karena Hye Hee tidak pernah mengatakannya padaku.”

“Aarrgghh…..” Kyuhyun meninju jok mobilnya untuk melampiaskan rasa kesal dan marahnya. Ia benar-benar ingin menolong wanita itu, namun ia tidak tahu darimana ia akan bergerak lebih dulu.

“Kyuhyun-ssi apa kau mengaktifkan GPS di ponselmu?”

“GPS?” Kyuhyun bergumam mengulangi pertanyaan Sungmin. Benar ponselnya saat ini pasti ada dengan Hye Hee. “Ya aku mengaktifkannya.”

“Kau bisa melacak keberadaan Hye Hee melalui GPS ponselmu. Kau bilang ponsel kalian tertukar kan, pasti saat ini ponselmu ada bersamanya.”

“Aku akan segera melacaknya.” Jawab Kyuhyun di penuhi semangat. “Sungmin-ssi aku akan segera memberikan alamatnya padamu begitu aku menemukannya, dan kau harus membawa polisi ke tempat itu.”

Sambungan teleponnya dengan Sungmin segera ia putuskan. Kyuhyun membuka aplikasi pelacak lokasi di ponsel Hye Hee untuk mencari keberadaan wanita itu saat ini.

“Ini dia aku menemukannya.” Kyuhyun berseru lega, ia akan segera menyelamatkan istrinya. “Putar balik mobilnya.” Perintah Kyuhyun.

“Tapi sajangnim…”

“Aku bilang putar balik mobilnya!”

***

“Kau tidak akan bisa menang melawanku, dasar wanita bodoh!” Andreas memelintir tangan kanan Hye Hee kuat, menempelkan tubuh wanita itu ke tembok yang dingin.

Hye Hee tetap berusaha memberontak membebaskan dirinya. Ia sudah tidak sanggup lagi untuk bersuara, yang bisa ia lakukan hanyalah merintih kesakitan.

Rencana awalnya ialah ketika Andreas tahu kalau ia menipu pria itu dengan uang palsu, ia akan menikam pria itu dengan pisau yang ia bawa. Namun naas bukannya menikam Andreas, pisau itu malah menyayat lengan atasnya, karena tenaga Andreas lebih kuat, hingga mudah merebut pisau itu dari tangannya dan melukai dirinya.

“Kau ingin aku membunuhmu, eoh?!” Andreas mendesis di telinga Hye Hee, ia memainkan pisau milik Hye Hee di wajah wanita itu. “Dengarkan aku.” Andreas menjambak rambut Hye Hee kuat, hingga kepala wanita itu tertarik ke belakang. “Aku tidak akan membuatmu mati dengan mudah sebelum aku mendapatkan uangku.”

Andreas membuang tubuh Hye Hee ke atas meja rias dengan mudahnya. Wanita itu membentur kaca meja rias, hingga kaca itu pecah berkeping-keping.

Bau anyir darah kembali tercium oleh indera penciumannya, dan ia merasakan hangat di kepalanya. Hye Hee menggerakkan tangannya yang sudah kaku, untuk menyentuh kepalanya yang mengeluarkan cairan merah segar.

Hye Hee terbatuk, kepalanya berdenyut sangat hebat. Lengannya sudah tidak bisa lagi merasakan apapun, ia akan segara mati itulah yang ia pikirkan saat ini. Tapi setidaknya kalau ia mati, seluruh masalahnya lenyap bersama kematiannya.

Andreas naik ke atas tubuh Hye Hee yang sudah tergeletak tak berdaya, pria itu kembali mencengkeram wajah Hye Hee kuat-kuat, namun wanita itu sudah tidak bisa lagi memberontak lagi, bahkan untuk berteriak lagi pun ia sudah tidak bisa.

“Katakan dimana uang yang asli kau sembunyikan?” Andreas tetap memaksa Hye Hee.

Hye Hee berusaha tertawa, menertawakan pria yang menjulang di atasnya. “Sudah kukatakan, aku tidak punya uang itu. Dan kau tidak akan pernah mendapatkan apa yang kau inginkan.” Kata Hye Hee dengan susah payah karena tenggorokannya tercekat cairan. Dan saat ia terbatuk, mulutnya mengeluarkan darah segar.

“Wanita sialan.” Kalap dengan jawaban Hye Hee, Andreas menampar pipi wanita itu kuat secara beruntun. Dan terus menampar hingga wanita itu tidak lagi mampu untuk membuka matanya.

Suara dobrakan pintu kamarnya, membuat Andreas berhenti menampar Hye Hee. ia melongo pada pintu yang di paksa terbuka itu oleh seorang pria yang belum pernah ia temui sebelumnya.

Pria itu masuk ke dalam ruang kamarnya dan terperanjat dengan tubuh wanita yang berada di bawah Andreas. Wanita itu penuh darah dan tidak lagi sadarkan diri.

Tidak akan ada pria yang tahan melihat wanita yang di cintainya tergeletak tak berdaya, bersimbah darah dan hampir meregang nyawa. Dengan langkah lebarnya, Kyuhyun berjalan ke arah Andreas dan langsung melayangkan tendangannya ke wajah pria itu, hingga Andreas terpental.

Tidak puas sampai disitu, Kyuhyun menarik pria itu, memberikan tinju besarnya pada Andreas, memukuli pria itu dengan kemarahan yang menggebu.

Andreas tentu tidak mau diam saja menerima pukulan Kyuhyun. Ia berusaha bangkit dan  memberikan pukulan balasan pada Kyuhyun, namun Kyuhyun berhasil menghidari pukulan pria itu.

“Brengsek, apa yang sudah kau lakukan pada istriku?” Kyuhyun menarik kerah kaus yang dikenakan Andreas, membanting tubuh pria itu ke dinding secara berulang, lalu melayangkan tinjunya lagi ke wajah Andreas.

“Oh jadi kau suaminya.” Andreas menyeka sudut bibitnya yang sudah berdarah. “Kau terlambat bung, aku sudah membunuh istrimu.”

Ucapan Andreas semakin membuat kemarahan Kyuhyun mencuat. Ia kembali memukuli pria itu dengan seluruh tenaganya, tidak puas dengan pukulannya Kyuhyun menendang menendang pria itu dengan kaki kekarnya berulang kali.

Satu pukulan dari Andreas berhasil mengenai wajah Kyuhyun dan pria itu terhuyung ke belakang.

“Pria malang, kau justru datang di saat istrimu sudah tidak bernyawa lagi.” Andreas tertawa senang, namun tawanya segera berhenti karena Kyuhyun kembali memukulnya hingga ia terjatuh dan Kyuhyun segera menindihnya, memukuli pria tidak terkendali.

Hye Hee perlahan membuka lagi matanya dan ia merasa kalau ia melihat Kyuhyun saat ini. Sudut bibirnya terangkat, ia mulai berhalusinasi karena menemukan Kyuhyun disini. Namun semakin lama bayangan Kyuhyun semakin jelas, ia bisa melihat Kyuhyun duduk di atas Andreas, dan menghajar pria itu.

Tangan Hye Hee terangkat ingin menyentuh Kyuhyun, dan ia berusaha mengeluarkan suaranya untuk memanggil Kyuhyun. “K..Kyuh…”

Suara hentakan kaki yang lain mulai memasuki kamar hotel itu. Sungmin datang beserta polisi seperti yang di perintahkan Kyuhyun. Sungmin langsung menghentikan Kyuhyun, menarik pria yang penuh dengan emosi itu dari atas tubuh Andreas.

Kyuhyun masih tidak terima ketika Sungmin menarik tubuhnya, ia berusaha kembali untuk memukuli Andreas yang sudah di amankan oleh polisi.

“Lepaskan, aku harus membunuhnya.” Teriak Kyuhyun dengan tubuh memberontak lepas dari pegangan Sungmin.

“Kyuhyun-ssi kau akan mendekam di penjara jika dia mati di tanganmu.” Sungmin memperingatkan. Kyuhyun berhenti memberontak. “Kau sudah melihat Hye Hee?”

Mendengar nama Hye Hee, Kyuhyun segera berlari mendekati tubuh wanita itu. “Sayang, kau dengar  aku?” Kyuhyun membelai wajah Hye Hee, menyeka darah di wajah wanita itu. “Hye Hee-ya, Shin Hye Hee, kau dengar aku?” Kyuhyun menggoyangkan tubuh Hye Hee karena wanita itu tidak merespons.

Kyuhyun mendekatkan telinganya pada dada Hye Hee, mendengarkan detak jantung wanita itu. Jantung Hye Hee masih berdetak meskipun lemah. Kemudian Kyuhyun mendekatkan wajahnya pada hidung Hye Hee untuk merasakan embusan napas wanita itu.

“Hee-ya, kau mendengarkan aku kan?” Kyuhyun ketakutan melihat tidak adanya reaksi yang tunjukkan Hye Hee. Tubuhnya gemetar ketakutan dan ia menangis. “Sayang ini aku, aku mohon bukalah matamu.”

Wanita itu melenguh lemah, dan matanya terbuka lagi. “K…kyu…” ucapnya tanpa suara.

“Hei ini aku, kau mendengarkan aku kan? Kita akan segera keluar dari sini, kau harus bertahan arraseo?” Bisik Kyuhyun memohon pada Hye Hee. “Kau harus bertahan, aku akan selalu bersamu.”

“Ambulansnya datang.” Sungmin memberitahukan.

Hye Hee memberikan senyuman pada Kyuhyun sebelum akhirnya wanita itu kembali menutupkan matanya.

***

Rasa nyeri begitu menusuk terasa di seluruh tubuhnya, hingga rangsangan seluruh nyeri itu membuat ia sangat susah untuk membuka kelopak matanya.

Kepalanya berdenyut hebat, hingga rasanya mendorong bola matanya ingin keluar, membuat ia semakin susah untuk membuka matanya. Namun ia ingin segera membuka matanya, dan melihat orang yang terus menggenggam tangannya, mencium bahkan memeluk tangannya. Ia bisa merasakan semua sentuhan itu, namun ia merasa terlalu sakit untuk membuka kelopak matanya.

Kyuhyun tidak pernah meninggalkan tempatnya, sejak wanita yang saat ini ia genggam tangannya di pindahkan ke kamar perawatan setelah melakoni operasi pada lengan dan kepalanya selama hampir enam jam. Ia selalu berada di sisi wanita itu, menunggu hingga istrinya terbangun.

Bahkan dengan mudahnya Kyuhyun membatalkan perjalanan bisnisnya ke New York, hanya demi menyaksikan wanita itu sadar dengan kedua matanya.

“Kau tidak berniat ingin pulang?” Tanya Sungmin, selain Kyuhyun, ia juga selalu menemani Hye Hee di ruangannya, namun ia tidak segila Kyuhyun, hingga tidak pernah beranjak sedikitpun dari ranjang wanita itu.

“Kalau kau ingin pulang, pulang saja. Aku masih ingin disini.” Jawaban yang sama dengan ekspresi yang sama. Tanpa melihat Sungmin, dan tetap melihat ke arah Hye Hee, seperti itulah yang selalu di lakukan Kyuhyun.

Sungmin melirik jam tangannya, “Aku ada pertemuan dengan beberapa produser terkait kontrak Hye Hee, aku permisi.”

Kyuhyun hanya diam dan mengangguk.

Sebelum benar-benar keluar dari ruang perawatan Hye Hee, Sungmin berbalik lagi berbicara pada Kyuhyun. “Ini hari kedua dia tidak sadar, kau seharusnya beristirahat, jangan terlalu memaksakan diri.”

Ucapan Sungmin tidak mampu menggerus keteguhan Kyuhyun untuk tetap berada di samping Hye Hee. Ia tidak menukar pakaiannya,  makan di samping wanita itu jika Sungmin datang membawakan makanan, dan hanya bergerak ketika ia ke kamar mandi.

Pria itu takut benar-benar takut. Bayangan ketika ia melihat Hye Hee tergeletak tak sadarkan diri di lantai, dengan kepala berdarah, dan luka sayatan di lengan wanita itu selalu menghantuinya. Dan karena hal itu, ia seperti kehilangan kekuatannya, kehilangan porosnya, hingga rasanya ia ingin meremukkan tulang bajingan yang sudah melukai istrinya. Jika tidak di tahan oleh polisi dan Sungmin, mungkin saat itu juga Kyuhyun sudah mencekik Andreas hingga  pria itu tidak kagi bernapas.

Meskipun matanya terpejam, Hye Hee mampu menangkap suara-suara yang ada di dekatnya, ia tidak bisa menangkap dengan jelas pembicaraan itu, kepalanya bergerak berusaha menangkap dan memahami pembicaraan yang ada di dekatnya.

“Kau sudah sadar?”

Suara pria itu terdengar jelas di dalam kepala Hye Hee, dan ia tahu suara itu, suara Kyuhyun.

Tubuh Kyuhyun dengan refleks bergerak mendekat saat melihat kepala Hye Hee bergerak, dan dengan perlahan kelopak mata wanita itu terbuka.

“Kau bangun? Kau benar-benar bangun?” Kyuhyun berdiri agar bisa lebih dekat dengan wajah Hye Hee. Ia mencondongkan tubuhnya di atas tubuh lemah wanita itu. “Kau benar-benar bangun sayang.” Suara Kyuhyun sarat akan kelegaan, ia menciumi wajah Hye Hee hati-hati, dan tangannya menggenggam erat tangan Hye Hee yang sehat.

“Akhirnya kau bangun.” Kyuhyun tak bisa menyembunyikan kelegaannya. “Aku akan panggilkan dokter untuk memeriksamu.”

Begitu Kyuhyun menekan tombol, hanya menunggu lima menit tim dokter yang mengawasi Hye Hee datang memeriksa kondisi wanita itu. Hasil pemeriksaan dokter membuat Kyuhyun semakin lega lagi, karena wanita itu menunjukkan perkembangan yang sangat baik. Tidak ada tanda-tanda akan terjadinya infeksi pada luka di kepala maupun operasi yang di lakukan pada lengan wanita itu.

Selama pemeriksaan, Kyuhyun keluar dari ruangan Hye Hee, ia tidak ingin menyaksikan luka yang di dapat wanita itu. Ia tidak bisa melihat ketika luka-luka itu di bersihkan dan melihat Hye Hee meringis kesakitan.

Dan ia sadar ia tidak akan cukup kuat untuk bertahan di samping Hye Hee selama proses penyembuhan wanita itu. Karena bisa ia yakinkan, setiap kali ia melihat wanita itu meringis menahan sakit, maka ia akan kehilangan energinya, dan akan semakin merasa bersalah pada wanita itu.

Kyuhyun mengambil ponselnya dan menghubungi asisten pribadinya. “Siapkan pesawat untukku, aku akan berangkat ke New York, besok.”

***

Keesokan harinya, Kyuhyun datang mengunjungi Hye Hee. Setelah wanita itu sadar, ia tidak lagi mau masuk ke dalam ruangan Hye Hee. Kyuhyun menunggu di luar ruangan rawat Hye Hee sampai wanita itu tertidur, dan begitu wanita itu tertidur ia kembali ke rumah mereka.

Hye Hee bisa merasakan kalau Kyuhyun menghindarinya. Pria itu hanya berbicara padanya saat ia membuka mata, dan setelah itu, Kyuhyun tidak lagi menampakkan wajah padanya.

Mungkin kesalahannya terlalu fatal, hingga Kyuhyun tidak ingin lagi berbicara ataupun melihat wajahnya. Namun ia sudah bertekad, meskipun Kyuhyun membencinya, ia tetap akan menghambakan dirinya pada pria itu.

“Hai.” Sapa Hye Hee pelan. Wanita itu duduk tegak dengan meja yang berisi nampan makanan berada di depannya.

“Hai.” Kyuhyun membalas dengan pelan juga.

“Kau sudah makan siang?” Hye Hee mengarahkan matanya pada makanan di depannya.

Kyuhyun hanya mengangguk.

“Aku baru akan makan siang.” Bibir Hye Hee terkatup, siasatnya untuk berbasa basi tidak membuahkan hasil yang baik.

Sikap Kyuhyun yang sepenuhnya berbeda dengan ketika ia bangun kemarin benar-benar membuat Hye Hee frustasi. Kemarin saat melihat wajah bahagia Kyuhyun dan sikap hangat pria itu, ia begitu bahagia, namun sekarang pria itu bersikap dingin padanya.

Keheningan di antara mereka di gunakan Hye Hee untuk memakan makan siangnya. Biasanya akan ada perawat yang menyuapinya, namun ia bosan di perlakukan seperti orang yang tidak bisa melakukan apa-apa sejak ia siuman kemarin. Maka dari itu, siang ini ia meminta untuk menghabiskan makan siangnya seorang diri.

Berhubung tangan kananya di perban dalam keadaan menggantung, Hye Hee terpaksa memegang sendoknya dengan tangan kirinya yang sehat.

Mengambil makanan dengan tangan kiri sudah membuat ia kerepotan, dan semakin repot karena rambutnya yang tergerai selalu jatuh menghalangi gerakannya menyendok makanan. Hye Hee mengerakkan kepalanya untuk menjauhkan rambutnya dari makanan, namun setiap ia kembali menunduk pada piringnya, rambutnya akan jatuh kembali.

Sekuat apapun Kyuhyun menahan dirinya untuk terlihat tidak peduli, tetap saja ia tidak bisa. Wanitanya terlihat susah untuk makan, dan ia hanya diam tidak melakukan apapun. Menyadari hal itu membuat Kyuhyun semakin kesal pada dirinya.

“Biar aku bantu.” Kyuhyun mengambil sendok dari tangan Hye Hee, mengambil makanan dan menyuapkannya untuk Hye Hee.

Tindakan perhatian yang tiba-tiba di tunjukkan Kyuhyun, tentu saja membuat Hye Hee terkejut. Ia membuka mulutnya, dan menerima suapan yang di berikan suaminya.

“Dimana ikat rambutmu?” Tanya Kyuhyun.

“Ada di dalam laci.” Telunjuk Hye Hee mengarah pada laci meja rawatnya.

Mengambil ikat rambut Hye Hee di dalam laci, Kyuhyun mengikat rambut wanita itu, berhati-hati pada perban kecil yang menutup luka di belakang kepala Hye Hee. Sentuhan lembut Kyuhyun di rambutnya, membuat Hye Hee bergidik senang dan secara tidak sadar ia tersenyum.

“Kenapa kau tidak makan dengan perawat?” Kyuhyun bertanya lagi setelah selesai mengikat rambut Hye Hee.

“Aku ingin mencoba untuk makan sendiri.” Jawab Hye hee sambil mengunyah makanan yang baru di suapkan Kyuhyun. “Tapi ternyata susah.” Tambahnya dengan senyuman malu.

“Habiskan makananmu, baru bicara.” Titah Kyuhyun, dan Hye Hee mengangguk patuh.

Setelah itu tidak ada lagi suara diantara mereka. Sampai Hye Hee selesai makan, dan Kyuhyun menyingkirkan meja makannya, barulah Kyuhyun kembali membuka suaranya.

“Aku akan kembali ke New York.” Ujar Kyuhyun tanpa melihat Hye Hee. Pria itu bahkan berdiri jauh dari tempat tidur Hye Hee.

Nde?” Gumam Hye Hee terkejut.

“Siang ini aku akan kembali ke New York.”

Hye Hee berusaha mengatasi keterkejutannya. Ia berdeham untuk bertanya. “Sampai kapan?”

Kyuhyun menggeleng pelan, “tidak tahu.”

“Apa kau pergi karena aku?” Air mata Hye Hee menggenang di pelupuk matanya. Jantungnya berdenyut nyeri, jika memang karena dirinya Kyuhyun pergi, maka ia sudah kalah sebelum mencoba memperbaiki hubungan mereka lagi.

“Aku tidak tahu,” sama seperti Hye Hee, Kyuhyun juga merasakan denyut kesakitan di jantungnya, namun ia tidak bisa mengatakan alasan kenapa ia pergi. Kyuhyun tidak ingin Hye Hee tahu bahwa ia tidak tahan dengan kesakitan yang di rasakan wanita itu, ia tidak ingin Hye Hee tahu betapa lemahnya ia sebagai seorang pria.

“Kalau kepergianmu karenaku, aku mohon jangan pergi. Biarkan aku yang pergi.”

Setiap tetesan air mata yang mengalir di wajah Hye Hee, semakin menambah kesakitan Kyuhyun. Ia sudah tidak kuat terus menerus berada di depan wanita itu, dan berpura-pura kuat.

“Aku pergi.” Kalimat singkat itu rasanya sangat susah untuk Kyuhyun keluarkan, namun pada akhirnya ia berhasil. Berhasil menyakiti hatinya dan hati wanita yang diam-diam sudah menjadi bagian dari dirinya. Kyuhyun sudah menyadari bahwa ia mencintai wanita itu, dan karena cintanya pada Hye Hee lah ia menjadi lemah.

***

Mentari pagi ini bersinar cukup cerah. Terbukti dengan binar-binar cahayanya yang mampu menembus masuk melalui tirai tebal yang masih menutupi daun jendela. Tak hanya mampu menembus tirai tebal beledu itu saja, bias cahaya itu juga mampu menembus kelopak mata wanita yang saat ini masih memejamkan matanya. Karena terusik, wanita itu perlahan membuka matanya.

Terlalu malas rasanya ingin membuka mata, namun cahaya matahari itu membuat ia mau tidak mau harus membuka matanya. Sudah dua minggu sejak ia keluar dari rumah sakit, dan itu artinya sudah tiga minggu ia tidak bertemu dengan pria itu, suaminya.

Terakhir kali ia bertemu dengan suaminya adalah, saat ia pertama kali sadar di rumah sakit. Dan saat itu hanya pertemuan singkat yang sangat menegangkan. Kyuhyun bersikap dingin, namun masih ada sedikit perhatian.

Mengingat kembali pertemuan terakhir mereka membuat Hye Hee mengembuskan napasnya dalam. Sejak saat itu Kyuhyun pergi meneruskan perjalanan bisnisnya ke London seperti rencana awal sebelum pria itu datang menyelamatkannya dari tragedi paling menyeramkan dalam hidupnya. Dan sejak saat itu Kyuhyun tidak pernah lagi menghubunginya, menanyakan kabar seperti yang biasa di lakukan pria itu, sebelum Kyuhyun tahu masalah terkelamnya.

Hye Hee menyadari kekecewaan yang Kyuhyun rasakan, dan seharusnya ia masih merasa beruntung karena pria itu tidak membuangnya seperti sampah setelah pria itu tahu semuanya, terlebih tentang status dirinya yang sudah tidak utuh lagi. Namun di lakukan seperti tidak ada, juga bukanlah suatu kemudahan, ia tidak tahan dalam keadaan seperti ini. Ia ingin menelepon Kyuhyun, meminta maaf dan memohon pada pria itu untuk menerimanya dengan cara yang lebih baik lagi, namun ia juga sadar hal itu terlalu besar untuk wanita yang sudah tidak utuh seperti dirinya.

Posisi tidurnya yang menyamping memudahkan Hye Hee mengambil ponselnya yang berada di atas meja lampu di sampingnya. Ia meraih ponsel itu memeriksa apakah ada suatu petunjuk yang akan mengatakan kalau Kyuhyun sudah pulang atau mungkin pria itu sendiri yang mengirimkan sendiri pesan padanya. Harapan yang terlalu banyak, Hye Hee tersenyum miris setelah melihat layar ponselnya kosong.

Tidak ada pesan dari siapapun. Berbeda dengan minggu-minggu awal begitu kejadian itu terjadi, para wartawan selalu memburu keberadaanya. Hingga saat ia akan keluar dari rumah sakit, di perlukan cukup banyak pengawal yang membawanya keluar. Dan yang membuat Hye Hee senang, para pengawal itu utusan langsung dari Kyuhyun.

Tak menyangka sama sekali tragedi itu ternyata membuat namanya melambung, Hye Hee tidak tahu apa yang membuat para produser ataupun produk kecantikan maupun fashion mau menggunakan ia sebagai bintang utama mereka. Namun karena kondisi tubuhnya yang belum memungkinkan dan juga masalahnya dengan Kyuhyun belum menemukan titik terang, Hye Hee menolak semua pekerjaan yang datang padanya. Dan beruntung Sungmin juga menyetujui hal itu, dan mendukungnya.

Omong-omong soal Sungmin, pria itu dengan senang hati menceritakan aksi ksatria Kyuhyun saat menolongnya. Sungmin menceritakannya bagaimana Kyuhyun bisa menemukannya, karena ponsel mereka yang ternyata tertukar, lalu Kyuhyun melacak beradaannya melaui GPS dan bagaimana Kyuhyun menungguinya selama ia tidak sadarkan diri di rumah sakit. Sungmin benar-benar memuja suaminya, dan Hye Hee semakin merasa bahwa ia adalah wanita paling beruntung bisa menjadi istri Kyuhyun.

Karena tidak ada apapun di dalam ponselnya, Hye Hee meletakkan ponsel itu kembali ke atas meja, lalu merentangkan tubuhnya dan membuat gerakan regangan dengan tarikan napas dalam. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk mengisi waktunya hari ini. Apakah ia harus belajar memasak dengan May seperti hari-hari sebelumnya.

Hye Hee menurunkan tangannya yang masih terangkat ke atas dan terkejut saat lengan kirinya menyentuh sesuatu yang keras. Hye Hee berbalik ke kiri, dan terkesiap dalam diam saat melihat sosok yang tertidur di sampingnya. Mata Hye hee mengerjap berulang kali, memastikan bahwa ia tidak sedang ilusi, menganggap guling di samping sebagai suaminya.

Namun pandangannya tidak salah, ia tidak sedang berilusi, pria itu  memang Kyuhyun, suaminya. Pria itu tidur masih dengan memakai kemeja berwarna abu-abu, dasi berwarna senada dan celana berwarna hitam. Untuk memastikannya lagi, Hye Hee mendekatkan tangannya menyentuh wajah Kyuhyun. Pria itu tertidur menyamping menghadap padanya saat ini. Dengan lembut Hye Hee mendaratkan telapak tangannya di atas permukaan wajah Kyuhyun yang tidak tertutup bantal.

Hye Hee tersenyum saat ia tahu bahwa Kyuhyun di hadapannya adalah nyata, ia bisa merasakan kulit hangat pria itu. semakin ia menyentuh wajah pria itu, semakin panjang senyuman di wajahnya. Keberuntungan apa yang menyertainya hari ini, hingga ia bisa melihat bahkan menyentuh wajah pria itu.

Menyadari dirinya yang terlalu bersemangat menyentuh wajah Kyuhyun, Hye Hee menarik tangannya perlahan, takut sentuhannya akan membangunkan pria yang ia yakini baru saja tiba dari perjalanan panjangnya.

Kehadiran Kyuhyun pagi ini di ranjangnya membuat Hye Hee lebih bersemangat. Meskipun nantinya pria itu akan mendiamkannya, setidaknya ia tetap ingin memberikan sesuatu untuk menyambut kepulangan suaminya. Ia sudah memikirkan makanan apa yang akan ia buatkan untuk Kyuhyun sebagai sambutan kepulangan pria itu.

Hye Hee menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya dan akan bangkit dari ranjang saat gerakannya tertahan sesuatu.

“Kenapa berhenti.” Gumam Kyuhyun dengan mata tertutup.

Gerakan Kyuhyun yang menahannya membuat Hye Hee terkejut. Ia menurunkan padangan pada pergelangan tangannya yang di tangkap Kyuhyun, lalu berpindah melihat wajah pria itu yang masih memejamkan matanya.

“Ma…maaf aku membangunkanmu.” Gumam Hye Hee menyesal. Baru saja bertemu dan ia sudah membuat Kyuhyun kesal batinnya.

Perlahan Kyuhyun membuka kelopak matanya, menampakkan bulatan coklat penuh kehangatan. Pria itu tersenyum kecil. “Aku bilang kenapa berhenti membelai wajahku, kalau kau terus membelainya seperti tadi aku akan segera tertidur.”

“Bu…bukankah kau sedang tertidur?”

Kyuhyun menggeleng dan tersenyum ramah, “Aku baru saja akan tidur ketika kau membelai wajahku, tapi kau malah berhenti melakukannya.”

“Maaf.” Hye Hee menundukkan wajahnya. Kapan sebenarnya pria ini sampai, kenapa ia tidak bisa menyadarinya.

“Aku baru  tiba sepuluh menit sebelum kau bangun.”

Hye Hee mengangkat wajahnya untuk melihat Kyuhyun yang masih tersenyum hangat padanya. Kyuhyun menjawab pertanyaan yang tidak terlontar dari mulutnya.

“Aku bukan pembaca pikiran, tapi semuanya terlihat dengan jelas di wajahmu.” Kyuhyun menyentuh wajah Hye Hee dengan kelembutan. “Pikiranmu tergambar begitu jelas di wajahmu, tapi kenapa aku tidak bisa menyadarinya saat itu.”

Paham dengan maksud perkataan Kyuhyun, Hye Hee membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu namun menutup kembali mulutnya. Namun pada akhirnya Hye Hee membuka kembali mulutnya.

“Aku minta maaf, benar-benar minta maaf. Saat itu aku tidak bermaksud membohongimu, aku hanya tidak tahu bagaimana caranya mengaku padamu, aku takut kau tidak akan terima dan malah berpikir aku sengaja menipumu, padahal aku sama sekali tidak pernah berpikiran seperti itu. aku berani bersumpah demi namaku, aku tidak pernah sedikitpun berniat membohongi ataupun menipumu.”

Tadinya Hye Hee tidak ingin membahas masalahnya di saat Kyuhyun baru saja muncul di hadapannnya. Namun sepertinya saat ini adalah waktu yang paling tepat. Ia tidak mau menundanya lagi, dan membuat Kyuhyun semakin berpikiran buruk padanya.

Dengan gerakan cepat Kyuhyun mengangkat kepalanya untuk mengecup bibir Hye Hee. “Kau terlalu banyak bicara, padahal ini masih pagi dan aku belum tidur.”

Hye Hee merapatkan bibirnya menikmati sapuan bibir Kyuhyun yang sangat cepat di bibirnya. “Aku tahu, aku hanya tidak ingin menunda menyelesaikannya. Jika aku terus diam, masalah ini tidak akan selesai, dan maaf karena aku mengganggu tidurmu.”

Wanita itu tertunduk meminta maaf lalu bergerak kembali ingin turun dari atas ranjang mereka. Sekali lagi ia gagal turun dari ranjang, karena Kyuhyun menarik lagi tubuhnya hingga ia kembali terlentang ke atas ranjang dan pria itu dengan cepat berpindah ke atas tubuhnya, mengurung tubuhnya.

“Sudah kubilang kau terlalu banyak bicara sayang.” Kyuhyun menarik sudut kanan bibirnya ke kanan. “Berhentilah bicara atau aku akan memaksamu untuk berhenti.”

“Aku hanya akan berhenti setelah kau mendengarkan penjelasanku, aku…”

Seperti ucapannya Kyuhyun memaksa Hye Hee berhenti dengan ciumannya. Pria itu menutup bibir wanita itu dengan bibirnya, lalu melepaskannya. “Tidak bisakah kau diam dan tidak lagi membahas masalah itu?”

“Ta…tapi…”

Kembali  Kyuhyun menutup bibir Hye Hee ketika wanita itu kembali akan bersuara.

“Aku hanya ingin menikmati waktuku bersamamu yang terbuang karena masalah itu. Apa kau tahu berapa banyak waktu yang sudah terbuang karena masalah itu? aku harus menahan diriku untuk tidak menemuimu karena aku takut untuk bertemu denganmu.”

Dahi Hye Hee berkerut dalam. “Kenapa kau takut menemuiku?”

Kelopak mata Kyuhyun menutup dengan sedih dan kepala pria itu menggeleng. “Aku tidak suka melihatmu tersiksa dan kesakitan seorang sendiri. Dan aku marah pada diriku sendiri yang terlalu lama datang untuk menolongmu saat itu. Aku menyalahkan diriku sendiri yang terlalu bodoh menangkap maksud dari ucapanmu pagi itu. Aku menyalahkan diriku yang tidak peka pada masalahmu dan aku menyalahkan diriku yang tidak bisa membunuh bajingan yang telah menyakitimu.”

Kyuhyun membuka kembali kelopak matanya, dan mata itu memancarkan kesedihan yang begitu dalam. Hye Hee menyaksikan sendiri bagaimana mata kyuhyun bisa menampakkan kesedihan, marah dan kecewa yang pria itu rasakan.

“Aku berpikir bagaimana kalau saat itu aku tidak datang, bajingan itu pasti sudah membunuhmu dan aku….” Kyuhyun menggelengkan kepalanya mengusir pikiran buruk yang selalu mengganggunya. Meskipun pikiran buruknya tidak terjadi, tetap saja ia selalu merasa kesal jika bayangan itu melintas di kepalanya.

“Ssstt….” Hye Hee menutup bibir Kyuhyun dengan telunjuknya.

Kyuhyun menangkap telunjuk Hye Hee yang ada di bibirnya, dan membawa telapak tangan wanita itu, mengecupnya lama.

“Aku kira kau marah padaku, lalu kau pergi ke London untuk menghindariku.” Tangan Hye Hee mulai berani membelai rambut Kyuhyun.

“Aku memang menghindarimu, tapi bukan karena aku marah padamu.” Kyuhyun menggeleng. “Saat melihatmu di rumah sakit aku kehilangan kekuatanku. Aku seperti tidak berdaya dan semakin menyalahkan diriku. Kau harus menanggung banyak kesakitan karena keterlambatanku. Kau harus melakukan operasi karena tulang lenganmu retak, bibirmu pecah, dan matamu lebam. Belum lagi luka di kepala bagian belakangmu yang menyebabkan sebagian rambutmu harus di potong untuk menjahit luka. Aku tidak bisa melihatmu seperti itu.”

Sudut-sudut mata Kyuhyun basah, pria itu hampir menangis dan Hye Hee langsung menyeka sudut yang basah itu.

“Aku harus menunggu selama tiga minggu untuk bisa melihatmu lagi. Mengumpulkan keberanianku, setelah aku tahu kau sudah pulih.” Ujar Kyuhyun murung. “Aku tahu aku terlalu pengecut, membiarkanmu melewati rasa sakitmu sendiri, tapi aku merasa itu adalah pilihan terbaik yang bisa kulakukan saat itu.”

“Siapa yang memberitahumu kalau aku sudah pulih?” Tanya Hye Hee, ia kembali membelai kepala Kyuhyun, membuat pria itu tenang, di tengah pengakuan pria itu yang sarat dengan emosi dan kemarahan.

“Sungmin selalu mengabarkan perkembanganmu padaku. Dan saat Sungmin bilang kau sudah sembuh bahkan sudah ingin kembali bekerja, aku menyadari kalau sudah saatnya aku menemuimu lagi.”

Kyuhyun bernapas dengan kasar di wajah Hye Hee. rasanya dadanya ingin  meledak karena rasa marah yang selama beberapa minggu ini ia pendam. Namun setelah ia mengakuinya perasaanya merasa lebih baik, apalagi belaian lembut Hye Hee di rambutnya membuat saraf-sarafnya yang sempat menegang kembali mengendur rileks.

Tubuh Kyuhyun jatuh dengan lembut ke atas tubuh Hye Hee. Pria itu menyandarkan wajahnya di dada Hye Hee, dan wanita itu terus membelai rambutnya sambil memeluknya.

Gomawo…” Hye Hee bergumam. “Aku tidak pernah berharap untuk mendapatkan perhatian yang begitu besar darimu. Memimpikannya saja aku tidak berani apalagi berharap.”

Kelopak mata Kyuhyun terpejam erat. Lembutnya belaian Hye Hee dan rapatnya posisi mereka saat ini membuat ia perlahan membaik. “Dan aku juga tidak pernah memikirkan seseorang seperti aku memikirkanmu.” Ujar Kyuhyun pelan. “Tidak pernah sebelumnya, dengan gadis manapun.”

Hye Hee mengangkat kepala Kyuhyun ke hadapannya, dan menatap pria itu lekat.

“Aku tidak pernah merasakan perasaan seperti ini. Perasaan khawatir yang berlebihan, rindu yang berlebihan hingga rasanya dadaku sesak.” Tangan Kyuhyun bergerak membungkus kedua sisi wajah Hye Hee dengan telapak tangannya yang lebar. “Tapi anehnya perasaan itu akan hilang begitu saja, saat aku melihat wajahmu dan tahu kau dalam keadaan baik-baik saja.”

“Apa kau tahu perasaan apa itu?” Tanya Hye Hee dengan gumaman yang nyaris berbisik.

“Di awal aku tidak tahu perasaan apa itu. Namun pada akhirnya aku memahaminya, aku mengenali perasaan itu. Aku tahu bahwa aku… sudah jatuh cinta padamu.”

Untuk sesaat Hye Hee berharap waktu berhenti berputar, hingga ucapan cinta yang Kyuhyun ucapan tidak berlalu begitu saja. “Apa aku tidak salah? Maksudku kau…”

“Aku mencintaimu Shin Hye Hee, dengan seluruh hatiku.”

Air mata itu mengalir begitu saja tanpa bisa Hye Hee hentikan. Ia tidak ingin menangis, namun kalimat Kyuhyun begitu indah hingga perasaannya tidak mampu menahannya dan air matanya mengalir begitu saja tanpa bisa ia kendalikan.

“Sekuat apapun aku menyangkalnya, pada akhirnya aku kalah pada perasaan yang begitu besar ini.” Ibu jari Kyuhyun menghapus air mata bahagia yang mengalir di wajah Hye Hee. “Dan sekarang aku tidak mau menyangkalnya lagi, aku akan mengatakannya padamu setiap hari bahwa aku mencintaimu, sangat mencintaimu.”

Sepertinya air mata Hye Hee tidak ingin berhenti. Wanita itu terisak menahan rasa bahagianya. Dalam eksistensi kehidupannya, ini adalah saat dimana ia merasakan kebahagiaan dunia. Bahkan perasaan ini tidak bisa ia bandingkan dengan waktu saat ia menerima penghargaan sebagai model terbaik. Perasaan ini jauh lebih membahagiakan.

“Seandainya ada kata lebih indah yang bisa aku katakan untuk membalasmu aku akan mengatakannya padamu. Tapi sepertinya aku tidak bisa menemukan kalimat yang lebih indah lagi selain mengatakan kalau aku juga mencintaimu Cho Kyuhyun.”

Mendengar wanitanya membalas ucapan cintanya, Kyuhyun tertawa lebar. Tanpa Hye Hee membalaspun ia sudah bahagia bisa memiliki wanita itu, dan ia mendapatkan bonus tambahan dengan balasan cinta wanita itu.

Lama mereka saling menatap dan menikmati buncahan perasaan di dada mereka. Lalu Kyuhyun menurunkan wajahnya, untuk mencium wanitanya. Kyuhyun mencium Hye Hee dengan perasaan bebas yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya. Ciuman hangat penuh dengan rasa cinta.

Kyuhyun  menyesap bibir wanita itu lembut, dan Hye Hee membalas ciumannya dengan kelembutan seperti yang ia berikan. Kyuhyun tidak pernah merasakan gairah yang begitu besar ketika mereka berciuman. Namun saat ini ia begitu bergairah merasakan setiap sentuhan bibir Hye Hee di bibirnya. Ia ingin merasakan lebih dari sekadar berciuman, ia ingin merasakan tubuh wanita itu di bawah kulitnya, merasakan hangatnya tubuh mereka yang menempel tanpa sehelai benangpun.

Di sela ciuman mereka tangan Kyuhyun yang tadinya berada di wajah Hye Hee bergerak turun membelai bagian luar leher wanita itu. memberikan sensasi geli hingga Hye Hee berdesis dan melepaskan ciuman mereka.

Hye Hee sadar kemana tujuan Kyuhyun saat ini, namun sebelum mereka melanjutkannya, Hye Hee  ingin mengakuinya secara langsung pada Kyuhyun. “Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu, sebelum kita meneruskan ini.”

Tangan Kyuhyun berhenti menggelitik kulit leher Hye Hee dan menatap wanita itu ingin tahu.

“Kau harus tahu kalau sebenarnya aku bukanlah wanita yang utuh.” Hye Hee meneguk ludahnya. “Aku tidak ingin mengecewakanmu terlalu banyak.”

Begitu Hye Hee selesai, Kyuhyun bangkit dari atas tubuh wanita itu. Hingga Hye Hee merasakan hampa saat pria itu bangkit dan meninggalkannya. Kyuhyun berjalan ke deretan lemari pendek, dan membuka salah satu laci lalu mengambil sebuah amplop berwarna putih.

Setelah mendapatkan amplop yang di carinya, Kyuhyun kembali ke atas ranjang lalu memberikannya pada Hye Hee.

“Apa ini?” Hye Hee duduk menerima amplop itu dan membukanya. Lembaran kertas putih itu berisikan catatan medis yang sebenarnya tidak ia pahami. Hanya ia membaca ada namanya di bagian atas dan nama Kyuhyun sebagai orang yang menyetujui melakukan pemeriksaan yang ia tidak tahu pemeriksaan apa.

“Sungmin sudah mengatakannya padaku tentang pemerkosaan yang di lakukan bajingan itu padamu. Tapi aku tidak percaya begitu saja, terlalu banyak hal yang tidak masuk akal, jadi saat kau di rumah sakit aku meminta dokter melakukan tes keperawanan.” Terang Kyuhyun lalu cepat-cepat menambahkan. “Dan hasilnya kau masih perawan, Andreas menipumu selama ini.”

Mata Hye Hee terangkat dari kertas yang sejak tadi di bacanya meskipun ia tidak mengerti. “Kau yakin?”

“Disini dengan jelas di tuliskan tidak pernah terjadi perobekan pada selaput daramu.” Kyuhyun mengambil kertas yang di pegang Hye Hee dan menunjukkan bagian yang ia jelaskan. “Selaput daramu masih utuh. Tidak pernah ada kekerasan yang mencoba untuk merobeknya.”

“Jadi selama ini..” Hye Hee menggumam merasa bodoh pada dirinya sendiri.

“Ya selama ini banjingan itu hanya mengancam dan memerasmu. Dan aku juga sudah memeriksa video itu, dia tidak pernah memperkosamu, dia hanya melepaskan pakainmu dan setelah itu meninggalkanmu begitu saja.”

Hye Hee menggeleng dan menutup  mulutnya. Ia baru sadar betapa bodoh dirinya selama ini. Ia bahkan tidak bisa mengenali tubuhnya sendiri hingga ia mudah di tipu oleh pria tidak bermoral seperti Andreas.

“Sstt… uljima.” Kyuhyun membawa Hye Hee ke dalam pelukannya dan menenangkan wanita itu yang kembali terisak. “Semuanya sudah berakhir. Bajingan itu tidak akan pernah menyakitimu lagi. Dia akan membusuk selamanya di penjara. Dan kalau sampai dia berani menganggumu lagi, aku sendiri yang akan membunuhnya dengan kedua tanganku.”

Pelukan Kyuhyun benar-benar mampu menenangkan Hye Hee. Dalam pelukan Kyuhyun ia tidak perlu lagi merasakan ketakutan Kyuhyun, dan dalam pelukan Kyuhyun ia merasakan cinta dan kasih sayang pria itu.

“Kau harus tahu aku melakukan tes keperawanan itu bukan karena aku tidak menerima keadaanmu.” Kyuhyun melepaskan pelukannya dan menatap Hye Hee untuk meyakinkan. “Aku melakukan tes itu agar kau tahu bahwa kau seorang wanita yang masih utuh. Sebenarnya apapun hasil dari pemerikasaan itu aku akan tetap menerima keadaanmu. Dan pada akhirnya aku mendapatkan wanita yang sepenuhnya utuh akan menjadi milikku.”

Setelah menatap Kyuhyun selama tiga detik, Hye Hee langsung memeluk leher pria itu dan mencium Kyuhyun. Mengikis semua jarak di antar mereka, Hye Hee menangkup rahang keras Kyuhyun dan meleburkan mulutnya ke dalam mulut Kyuhyun.

Hye Hee bisa merasakan sentakan terkejut dari tubuh Kyuhyun atas reaksinya yang begitu tiba-tiba. Kyuhyun menarik dirinya dari ciuman mereka dan menatap ekspresi di wajah Hye Hee. wanita itu terlihat bergairah dan menginginkan dirinya.

“Sayang kau tidak perlu melakukannya dengan terburu-buru. Kalau kau melakukannya untuk berterimakasih aku akan dengan senang hati menunggu sampai kau benar benar siap.”

Hye Hee meraup kasar bibir Kyuhyun begitu pria itu selesai bicara. “Kau terlalu banyak bicara.” Ia mengutip ucapan Kyuhyun beberapa waktu terakhir. “Aku menginginkamu, bukan karena untuk berterimakasih, tapi karena aku sudah tidak bisa menunggu sampai kau memenuhi aku seutuhnya.”

Tersenyum dengan keinginan istrinya, Kyuhyun menarik wajah wanita itu dan membungkam bibir wanita itu dengan bibirnya. Ciuman Kyuhyun langsung mendapat sambutan dari Hye Hee. Dengan kekuatan lengannya, Kyuhyun memindah Hye Hee ke atas pangkuannya. Terus mencium, jemari panjang Kyuhyun turun menyusuri lekuk tubuh Hye Hee dari balik gaun tidur sutra berwarna ungu yang di kenakan wanita itu.

Jemari Hye Hee turun ke sepanjang deretan kancing kemea Kyuhyun, dan secara perlahan membuka satu persatu kancing kemeja itu dan membebaskannya dari tubuh Kyuhyun.

“Aku ingin melakukannya dengan perlahan sayang.” Kyuhyun meremas perut samping Hye Hee dengan tangan kanannnya, dan tangan kirinya membelai wajah putih berseri istrinya.

“Lakukan seperti keinginanmu, apapun itu.” bisik Hye Hee di depan bibir pria itu, dan kembali meraup bibir Kyuhyun dengan rakus.

Kyuhyun mengangkat ke atas gaun yang di kenakan Hye Hee, dan menariknya hingga keluar melalui kepala wanita itu. membuat Hye Hee terkekeh karena ciuman mereka terpaksa lepas.

“Ini bahkan lebih indah dari imajinasi liarku setiap malam.” Kyuhyun menatap takjub tubuh indah istrinya dan mulai membelai dengan gerakan vertikal, mulai dari pinggang bagian belakang hingga kyuhyun menemukan sesuatu yang ingin ia lepaskan.

Kyuhyun melepaskan penutup dada Hye Hee, dan jemarinya terus menyusuri punggung wanita itu, membuat wanita itu merasakan gelitik nikmat yang tidak mampu ia tahan. Hye Hee memejamkan matanya, dan melampiaskan hasratnya dengan kembali mencium Kyuhyun.

Hye Hee bisa merasakan ketegangan tubuh Kyuhyun, wanita itu bergerak dengan primitif menuju kancing celana Kyuhyun, lalu melepaskannya dengan pelan, hingga ciuman mereka tidak perlu terlepas dan Kyuhyun tidak perlu berhenti membelai punggungnya, meremas pinggangnya dan menghisap telinganya. Kyuhyun meneruskan pekerjaan Hye Hee dengan melepaskan celana menggunakan kedua kakinya.

Setelah celananya terlepas, Kyuhyun membalikkan tubuh Hye Hee, membuat wanita itu rebah di atas ranjang dan pasrah di dalam kungkungannya. Kyuhyun mencium wajah wanita itu pelan, berlanjut mulai dari dahi, turun ke wajah bagian kiri, menghisap telinga kiri Hye Hee, kembali pada mata wanita itu yang terpejam dan berakhir di bantalan bibir ranum milik wanitanya.

Ciuman Kyuhyun terus turun dari bibir, kelengkungan di bawah bibir, lalu leher putih milik istrinya. Membasahi leher putih itu dengan salivanya, menggelitik leher wanita itu dengan lidahnya. Tangan Kyuhyun membelai dada Hye Hee dengan kelembutan, memberikan pinjatan rangsangan yang membuat wanita itu kembali berdesis dan mengerang menahan rasa mendamba.

Jemari  lentik Hye Hee menyusuri kelembutan rambut hitam Kyuhyun, memaksa pria itu melakukan lebih pada puncak dadanya. Paham dengan  keinginan istrinya, Kyuhyun menurunkan bibirnya di atas puncak mendamba itu, menghisapnya lembut, lalu menyusuri lingkar hitam pada puncak dada itu dengan lidahnya.

“Kau membuatku gila sayang.” Ujar Kyuhyun setelah puas memanjakan istrinya dengan kelihaian bibir serta lidahnya.

“Aku lebih gila karena sentuhanmu.” Gumam Hye Hee dengan embusan napas  gemetar menahan nikmat.

Puas memainkan bagian atas Hye Hee, Kyuhyun perlahan turun menciumi seluruh permukaan kulit Hye Hee, jemarinya kembali bekerja membelai bagian dalam tungkai wanita itu. Menggoda, memancing gairah wanita itu.

Meraih Kyuhyun, Hye Hee membawa pria itu kembali ke atas dan meraup kembali bibir hangat pria itu. mereka berciuman, saling membelit dengan lidah, bertukar cairan hangat dari bibir masing-masing. Setiap sapuan lidah mereka menimbulkan kehangatan untuk Hye Hee.

Tangan Kyuhyun kembali turun menjalar pada bagian belakang tubuh Hye Hee, hingga ia menemukan bokong sintal wanita itu dan Kyuhyun menangkup bokong wanita itu, hingga tubuh Hye Hee melengkung dan lebih menempel pada tubuh Kyuhyun.

“Rasanya aku ingin meledak.” Desah Hye Hee gemetar. Napasnya terputus-putus merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa baginya.

“Aku akan membuatmu meledak, lalu memulainya lagi hingga kau meledak lagi, lagi dan lagi sayang.” Bibir basah Kyuhyun meninggalkan bibir Hye Hee, kembali merayap di sepanjang garis leher wanita itu, menghisap dan  menggelitik kulit halus itu.

Mulut panas Kyuhyun kembali menyambangi puncak dadanya, menghisapnya lebih dalam, lalu perlahan jemari Kyuhyun turun ke bawah dan menarik penutup terakhir dari tubuh Hye Hee. Kyuhyun memenuhi tubuh Hye Hee dengan jemari, memberinya gerakan-gerakan pelan namun memabukkan, hingga erang tersiksa terdengar dari wanita itu dan saat itu juga sesuatu yang hangat membasahi jemari Kyuhyun.

Napas Hye Hee tersengal, Kyuhyun benar-benar membuatnya meledak dalam sensasi yang sangat sulit untuk ia gambarkan. Pria itu benar-benar membuat ia melayang hingga rasanya ia tidak sanggup untuk turun kembali ke dasar bumi.

Kyuhyun tahu bahwa ia berhasil membuat wanitanya merasakan kenikmatan yang tak terhingga. Ia tersenyum bahagia karena menyaksikan pelepasan pertama wanita itu.

Puas dengan ledakan dalam dirinya, Hye Hee membuka kelopak matanya. Ia mencari-cari tubuh Kyuhyun membawa pria itu kembali ke atas, membungkam bibir pria itu dan memeluk Kyuhyun dengan hangat. Ciuman itu terbuka… panas dan remasan Kyuhyun di dada Hye Hee membuat wanita itu membutuhkan sesuatu yang lebih.

Tersenyum di sela ciuman mereka, Kyuhyun mengangkat pinggul Hye Hee dan menempatkan pinggul wanita itu tepat di depan pusat tubuhnya. Kyuhyun berhenti sejenak untuk mengendalikan dorongannya pada tubuh Hye Hee.

Wanita itu  meringis dan menggeliat merasakan dorongan ke dalam tubuhnya. Rasanya perih namun hangat dan sangat manis. Gerakan Kyuhyun yang sangat lamban membuatnya nyaris gila menahan semua rasa itu.

“Sayang aku rasa aku harus berhenti.” Kyuhyun terengah, menahan tubuhnya di atas tubuh Hye Hee agar tidak menindih dan meremukkan tubuh ringkih di bawahnya. “Kau terlihat sangat kesakitan.”

Mata Hye Hee yang tadi tertutup karena rasa sakit perlahan membuka dan ia melihat bagaimana raut wajah khawatir Kyuhyun untuk dirinya. Hye Hee meraih wajah suaminya, yang membuat ia semakin luluh untuk menyerahkan seluruh miliknya pada pria itu. “Aku baik-baik saja.” Tangan Hye Hee memeluk Kyuhyun, membelai garis leher pria itu  yang basah oleh keringat. “Aku ingin merasakan lebih darimu, aku ingin kau mengisi aku sepenuhnya.” Bisiknya.

Kyuhyun mencium dahi Hye Hee, lalu menekan kuat tubuhnya hingga sepenuhnya mengisi penuh tubuh Hye Hee dan  pria itu bergerak memenuhi istrinya. Menggeramkan nama wanita itu ketika ia bergerak dengan tempo yang sangat teratur dan terus memerhatikan setiap respons yang di berikan oleh wanita itu. Setiap kali Hye Hee mengangkat  pinggul, Kyuhyun akan menekan tubuhnya lebih dalam, menyenangkan wanita itu, membuat wanita itu terbuai akan setiap gerakannya.

Tangan Hye Hee turun mengusap setiap bagian di punggung basah suaminya, membelai punggung hangat itu dan menyukai rasa kulit pria itu di kulitnya. Sapuan tangan Hye Hee di punggungnya, membuat Kyuhyun semakin bergairah. Desakan pria itu semakin kuat, bergerak semakin intens dengan kekuatan yang sama dan tetap memerhatikan setiap reaksi yang di tunjukkan wajah Hye Hee. Geram lirih terdengar dari tenggorokan pria itu. Dan Hye Hee sangat menyukai saat pria itu  menggeramkan namanya, ia tersenyum lebar meskipun mulutnya di bungkam dengan ciuman panas Kyuhyun.

Tubuh Hye Hee semakin berdenyut dan mencengkeram tubuh Kyuhyun dengan erat. Dorongan pria itu semakin terasa berat, setiap tekanan akan menimbulkan pekikan dan erangan kenikmatan dari mereka berdua. Hingga saat waktu pelepasan itu semakin dekat, Hye Hee mengangkat pinggulnya lagi, meminta tekanan lebih pada Kyuhyun.

Dengan senang hati Kyuhyun mengikuti kemauan wanita itu. ia semakin mempertajam tekanannya untuk mencapai akhir yang mereka inginkan. Dan akhirnya ledakan kepuasan itu mencapai puncaknya. Kyuhyun mengeluarkan pekik serak dan menenggelamkan dirinya dalam pucak kenikmatan di dalam tubuh istrinya. Hye Hee merasa tubuhnya penuh oleh puncak kepuasan Kyuhyun. Tubuhnya di banjiri oleh kehangat yang mengalir di dalam tubuhnya.

Tubuh Kyuhyun yang berkeringat jatuh dengan lembut ke atas tubuh Hye Hee. Napas berat keduanya beradu. Hye Hee bahagia bisa menjadi tempat pelampiasan puncak suaminya, dan terlebih lagi ia bahagia bisa merasakan hal itu untuk pertama kalinya pada pria yang ia cintai.

Suara napas Kyuhyun mulai terdengar normal, pria itu mengangkat wajahnya dari bahu Hye Hee, mencium dahi wanita itu, lalu melepaskan tubuh mereka dan berbaring di samping Hye Hee.

“Aku bahagia karena kau menjadi yang pertama untukku.” Hye Hee memiringkan tubuhnya ke arah Kyuhyun, menatap pria itu dengan penuh cinta.

Gomawo.” Kyuhyun mencium lagi dahi Hye Hee. Sepertinya ia merasa tidak pernah puas mencium wanita itu.

“Untuk?” Dahi Hye Hee berkerut.

“Untuk rasa cintamu padaku, dan untuk kenikmatan yang tidak akan pernah aku dapatkan dari wanita manapun.” Kyuhyun mendekatkan tubuh mereka yang saling berhadapan, hingga ia bisa merasakan Hye Hee bernapas di wajahnya.

“Ucapanmu mengindikasikan seolah-olah kau akan tidur dengan wanita lain, selain aku.” Hye Hee mengerutkan wajahnya tidak suka.

Kyuhyun tertawa melihat wajah berkerut istrinya. “Apa kau cemburu?” Ujar Kyuhyun tertawa. “Aku tidak akan pernah melakukannya sayang, tapi aku sudah bisa menjamin bahwa kenikmatan itu hanya akan aku dapatkan jika aku bersamamu.”

Kerutan tidak suka itu perlahan menghilang dan di gantikan dengan senyuman bahagia di wajah Hye Hee.

“Hanya kau Shin Hye Hee, hanya kau.” Bisik Kyuhyun, kemudian menarik tubuh wanita itu ke dalam pelukannya dan membawa wanita itu melintasi alam mimpi bersama di tengah hari yang bersinar cerah.

***

Epilog

(3 Month Later)

Dengungan orang berbicara makin terdengar jelas di ruangan itu. Semakin banyaknya orang yang datang, semakin runagan luas berwarna putih dihiasi dengan segala pernak pernik berwarna silver menjadi terlihat sempit daripada seharusnya. Padahal ruangan itu sangat luas, tentu saja, itu adalah satu ruangan pesta terbesar yang di pesan sang pemilik pesta hari ini.

Pria itu terus tersenyum pada orang-orang yang datang, menyalaminya dan memberikan ucapan selamat padanya. Kalau di bilang ucapan pernikahan, ia rasa ucapan tersebut sudah sangat terlambat, karena pernikahannya bahkan sudah berjalan hampir tujuh bulan. Dan hari ini ucapan yang ia terima adalah ucapan resepsi pernikahan yang belum ia lakukan sebelumnya.

Seperti janjinya dulu, Kyuhyun membuat pesta pernikahan yang selayaknya untuk pernikahannya yang sangat berharga. Setelah menyiapkannya selama tiga bulan, akhirnya pesta itu terselengara juga.

Namun Kyuhyun tidak menolak jika setiap orang mengucapkan selamat untuk pernikahannya, karena ia sendiri juga belum pernah menjalankan pernikahan seperti selayaknya. Menikah di depan altar dengan di saksikan para tamu undangan dan juga wakil Tuhan.

Dimana ia bersaksi bahwa wanita itu, yang saat ini belum  juga terlihat siluetnya akan menjadi wanita pertama dan terakhir dakam hidupnya. Meskipun awal pertemuan mereka sangat tidak baik, namun Kyuhyun yakin kalau wanita itu adalah yang terbaik untuk masa depannya.

Kyuhyun tertunduk karena merasa geli ketika mengingat saat awal pertemuannya dengan Hye Hee. Ia sudah tertarik dengan wanita itu bahkan sebelum ia tahu bahwa wanita yang saat itu bercermin di kaca mobilnya akan menjadi istrinya, hari itu juga.

“Aku tahu kau sedang bahagia, tapi bukan berarti kau bisa tertawa seorang diri.” Jae Hyun menghampiri Kyuhyun, melingkarkan lengannya di bahu pria itu. “Orang-orang akan mengira kalau kau sudah gila.”

Hyung, kapan kau datang?” Kyuhyun terkesiap dengan kehadiran Ahn Jae Hyun kakak sepupunya yang sejak empat bulan lalu ia minta menangani perusahaannya di Amerika.

“Kalau ke tempat ini aku baru saja sampai…”

“Maksudku….”

“Kalau maksud pertanyaanmu kapan aku sampai dari Amerika, jawabannya tadi malam.”

Kyuhyun bergumam puas dengan jawaban Jae Hyun.

“Adik seperti apa kau ini, tidak menyiapkan seseorang untuk menjemputku di bandara. Aigooo….” Jae Hyun menggeleng gelengkan kepalanya berpura-pura kesal.

Sorry brother.” Kyuhyun membalas rangkulan Jae Hyun, dengan merangkul bahu pria itu. “Malam tadi aku sangat sibuk, kau tahu menenangkan istriku. Hye Hee sangat gugup dengan acara hari ini.”

Jae Hyun menatap Kyuhyun tidak percaya, sembari kepalanya menggeleng tidak yakin. “Aku tidak pernah berpikir bahwa suatu hari kau akan menyebutkan kata ‘istriku’dengan begitu gamblangnya. Aku rasa istrimu benar-benar sudah berhasil merubahmu.”

Gelak kecil lolos dari mulut Kyuhyun, dan lagi-lagi ia harus menunduk menahan geli. “Kau akan tahu keajaiban cinta, setelah kau menemukan orang yang tepathyung, jadi aku sarankan kau untuk segera bertemu wanita yang tepat dan menikah, agar kau tahu betapa indahnya pernikahan itu.”

“Ya aku akan menikah, jika kau sudah memberikan aku seorang keponakan.” Celetuk Jae Hyun bercanda.

“Kalau begitu waktumu hanya satu tahun dari sekarang, karena setelah acara ini,” Kyuhyun mendekatkan wajahnya pada telinga Jae Hyun. ” Aku akan segera membuatnya mengandung.”

“Secepat itu?” Tanya Jae Hyun terkejut.

Absolutely yes.” Ujar Kyuhyun dengan cepat.

“Kalau begitu aku berubah pikiran.” Jae Hyun langsung melepaskan rangkulannya, dan menggeleng menolak pemikiran tentang pernikahannya yang akan segera terjadi. Bahkan memikirkannya saja membuatnya ngeri. “Aku akan menikah setelah…. setelah….”

“Bilang saja kau tidak mau menikah.” Kyuhyun menanggapi ucapan terputus pria itu.

“Enak saja kau ini.” Jae Hyun meninju pelan lengan atas Kyuhyun. “Aku akan menikah, tapi tidak dalam satu tahun ini. Aku rasa aku akan menikah setelah aku puas menikmati posisiku sebagai presiden direktur JH entertainment New York.” Jelas Jae Hyun di akhiri dengan seringai kepuasan.

“Jadi kau berencana menghabiskan hartaku sebelum menikah?” Tanya Kyuhyun.

“Aku rasa begitu.” Balas Jae Hyun santai.

“Coba saja kalau kau berani, aku tidak segan-segan membunuhmu hyung.” Ujar Kyuhyun sambil memukul-mukul bahu Jae Hyun dengan tekanan kuat yang ia sengaja.

Kyuhyun melepaskan rangkulannya dengan Jae Hyun, dan berjalan meninggalkan pria itu.

“Ya, Cho Kyuhyun kau mau kemana? Acaranya akan di mulai sepuluh menit lagi.” Jae Hyun meneriaki Kyuhyun yang berjalan menjauhi ruangan pesta.

Bukannya menjawab, Kyuhyun terus berjalan keluar dari ruangan pesta, menuju ruangan lain yang menyembunyikan istrinya. Ya, Kyuhyun menuju ruangan dimana Hye Hee sedang berdandan dan mempersiapkan dirinya.

Dari kusen pintu yang terbuka, Kyuhyun bersandar sambil melipatkan kedua tangannya, memerhatikan ruangan yang tidak sebesar ruangan utama untuk pesta itu masih begitu sibuk. Padahal sebentar lagi acara pemberkatan pernikahan mereka akan di lakukan.

Di ruangan itu penuh dengan perias pengantin, dan designer yang membantu Hye Hee mengenakan gaun pernikahannya.

Wanita yang menjadi tokoh utama untuk sore hari ini terlihat begitu gugup. Meskipun wajahnya sudah di poles dengan pewarna agar terlihat merona, tetap saja Kyuhyun bisa melihat rona pucat di wajah wanita itu.

Kyuhyun mengetuk daun pintu dengan punggung telunjuknya, dan mendadak ruangan itu menjadi sepi dan semua orang tidak bergerak, kecuali Hye Hee yang merasa darahnya kembali mengaliri wajahnya begitu melihat suaminya.

“Boleh aku masuk?” Tanya Kyuhyun.

Tak memerlukan jawaban, Kyuhyun langsung masuk ke ruangan itu, dan menghampiri Hye Hee yang sedang duduk di depan kaca riasnya.

Kyuhyun menyentuh bahu Hye Hee, membuat wanita itu bernapas lebih lepas. Kyuhyun bisa merasakan ketegangan yang di rasakan wanita itu.

“Boleh tinggalkan kami berdua?” Pertanyaan Kyuhyun lebih menjurus pada pengusiran secara sopan.

Mengerti dengan keinginan Kyuhyun, para perias dan designer itu pun keluar dengan segera dari ruangan pengantin wanita, memberikan privasi pada pasangan itu.

Hye Hee menyentuh lengan Kyuhyun yang ada di bahunya, menggosok tangan pria itu, untuk merasakan kehangatan pada tangannya yang dingin dari balik sarung tangan yang sudah ia kenakan.

“Tanganmu dingin sekali.” Gumam Kyuhyun. Menambahkan tangannya yang lain, pada bahu Hye Hee, hingga kedua bahu wanita itu berada dalam rengkuhannya.

“Aku benar-benar gugup.” Bisik Hye Hee memandang pantulan wajah mereka dari cermin di depannya. Bibir wanita itu bergetar, menampakkan kalau ia benar-benar gugup.

Kyuhyun mencengkeram bahu Hye Hee menyemangati, lalu merapatkan wajahnya dengan sisi kanan wajah Hye Hee. “Apa sekarang masih gugup?” Tanyanya.

Tidak bisa di pungkiri, sentuhan Kyuhyun memang menimbulkan kehangatan pada dirinya. Hye Hee meraih kepala pria itu, dan membelainya sebentar. “Sudah menjadi lebih baik.” Jawab Hye Hee.

Melepaskan rangkulannya dari bahu Hye Hee, Kyuhyun menarik wanita berdiri di hadapannya. “Bukankan aku sudah bilang, semuanya akan berjalan seperti keinginanmu, kenapa kau masih tetap saja gugup, heum?”

Telapak tangan Kyuhyun yang berada di wajahnya membuat Hye Hee semakin merasakan kehangatan. Ia merapatkan wajahnya pada telapak tangan itu.

“Ini yang pertama untukku, tentu saja aku gugup.” Gumam Hye Hee dengan nada manja.

“Lalu apa menurutmu ini bukan yang pertama untukku?” Tanya Kyuhyun sedikit mencibir geli.

Embusan napas Hye Hee terdengar berat. “Benar, ini juga yang pertama untukmu.”

Tersenyum, Kyuhyun menarik tubuh istrinya ke dalam pelukannya. “Jadi istriku yang cantik, jangan merasa bahwa hari ini hanya kau yang gugup. Aku juga.” Kyuhyun mencium kepala samping Hye Hee. “Kita sudah mempersiapkan acara ini sejak tiga bulan yang lalu, jadi aku pikir sudah cukup rasa gugupnya. Jangan sampai kau merusak pesta yang sudah kau susun ini, hanya karena rasa gugupmu yang berlebihan.”

“Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi.” Gumam Hye Hee murung di bahu Kyuhyun.

“Kalau kau terus menerus gugup, kau akan menginjak sendiri gaunmu saat akan berjalan ke altar.” Ujar Kyuhyun menggoda istrinya.

“Kalau aku sampai jatuh karena menginjak gaunku sendiri, aku akan menarikmu untuk jatuh juga bersamaku.” Hye Hee membalas candaan suaminya, lalu mengkerutkan bibirnya sejenak, menjauhkan dirinya dari pelukan Kyuhyun.

Geli dengan sikap istrinya, Kyuhyun mengecup bibir berkerut wanita itu dan alhasil keduanya tertawa.

Kedua tangan mereka saling merangkul, tangan Hye Hee sudah hangat, semenjak Kyuhyun mengenggamnya. Tidak ada lagi ketegangan di wajah wanita itu, kini ketegangan itu di gantikan oleh senyum bahagia.

“Apa aku sudah mengatakan kalau kau sangat cantik dengan gaun ini?” Padangan Kyuhyun  jatuh pada gaun yang di kenakan istrinya. Gaun itu di pesan sesuai keinginan Hye Hee. wanita itu menginginkan sesuatu yang sederhana, namun elegan.

“Kau orang kesekian yang mengatakannya.” Jawab Hye Hee dengan senyuman miring, memancing reaksi selanjutnya dari Kyuhyun.

“Tapi aku orang pertama yang  mengatakan kalau kau cantik ketika berada di bawah kuasaku.” Kyuhyun berbisik, sambil menggigit telinga Hye Hee. Membuat wanita itu berdesis kecil.

“Omong-omong kenapa kau datang kemari?” Hye Hee bertanya, ia menggantungkan kedua tangannya di bahu Kyuhyun. Ketegangan di dalam dirinya sudah benar-benar menghilang, dan kini berganti menjadi sesuatu yang menggebu karena sentuhan Kyuhyun pada tubuhnya.

“Aku hanya ingin memastikan, bahwa kali ini mempelaiku tidak lagi melarikan diri.” Dengan gerakan cepat, Kyuhyun mendaratkan tangannya di pinggang Hye Hee, dan menarik wanita itu merapat pada tubuhnya.

“Bagaimana aku bisa lari, kalau tali kekangku sudah ada disini.” Hye Hee menyentuh dada kiri Kyuhyun dengan ujung telunjuknya. “Aku tidak akan pernah lari, meskipun kau melepaskan tali kekangku.”

“Dan aku tidak akan pernah melepaskannya,” Wajah Kyuhyun mendekat dan mulai benapas berat. “Selamanya.” Dan pria itu itu mengecup bibir istrinya penuh minat, dengan kasih sayang, cinta dan kehangatan.

Bibir basah dan hangat itu saling memagut, melupakan waktu yang terus berdetak, melupakan alam yang sudah menanti kehadiran mereka. Ciuman mereka selalu membuat keduanya lupa sudah berapa lama mereka melakukannya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat Hye Hee melepaskan ciuman mereka dengan cepat, secepat kepalanya yang berputar menuju ke arah pintu dimana dua orang pria memakai tuxedo melihat penuh minat kepada mereka berdua.

“Benar-benar ciuman yang mengesankan.” Sindir Jae Hyun, namun pandangannya terarah pada Sungmin yang juga ikut melihat ciuman itu.

Malu dengan sindiran itu, Hye Hee menyembunyikan wajahnya di dada Kyuhyun.

“Apa yang kalian lakukan disitu?” Kyuhyun menggerutu. “Mengganggu saja.”

“Kami menyelamatkan kalian dari amukan para tamu.” Kata Sungmin sedikit keras, karena ia berbicara dari depan pintu. “Ini sudah lewat dua puluh menit dari waktu yang di janjikan. Kalian harus keluar. Meskipun ini bukan upacara pernikahan sungguhan, sesuai keinginan bahwa kalian akan berjalan menuju altar bersama.”

Hye Hee berpaling melihat pada Sungmin, namun kepalanya masih tetap bersandar di dada Kyuhyun.  “Terimakasih sudah mengingatkan, kami akan segera keluar.”

“Bukan segera tapi sekarang.” Jae Hyun menegaskan. “Kalau suamimu itu tidak mau, kau harus menyeretnya, bila kau butuh bantuan aku siap menyeretnya untukmu.”

“Sekali kau berani menyeretku, aku akan memotong tanganmu hyung.”

“Aku sudah bosan dengan ancamanmu Cho Kyuhyun.” Jae Hyun berkomentar santai. “Segera keluar, sebelum orang tuamu yang datang kemari, lalu menyeretmu secara paksa.”

Eommonim dan abeonim disini?” Tanya Hye Hee pada Kyuhyun, dan pria itu mengangguk. “Kenapa kau tidak bilang kalau mereka sudah tiba.”

Setelah hubungan mereka berubah menjadi hubungan selayaknya suami istri, Kyuhyun sudah mengenalkan Hye Hee pada kedua orang tuanya yang menetap diNew York.

Mereka melakukan perjalanan ke New York selama hampir satu bulan untuk mendekatkan Hye Hee pada keluarga Kyuhyun, sekaligus berbulan madu dan Kyuhyun juga bisa menjalankan bisnisnya membantu Jae Hyun selama mereka disana.

Beruntungnya Hye Hee, karena keluarga Kyuhyun menerimanya dengan tangan terbuka. Meskipun latar belakangnya bukanlah dari kalangan atas, orang tua Kyuhyun menerimanya dengan sangat baik.

“Aku lupa mengatakannya padamu.” Jawab Kyuhyun berkilah.

“Ayo tunggu apalagi,” Jae Hyun berseru tidak sabar.

Arraseo, arraseo.” Kyuhyun mengangguk terpaksa, lalu menggerakkan tangannya menyuruh Jae Hyun dan Sungmin pergi. “Kalian pergi saja lebih dulu, aku ingin menyelesaikan sesuatu dengan Hye Hee.”

Tak perlu di jelaskan secara menyeluruh, Jae Hyun dan Sungmin sudah mengerti maksud ucapakan Kyuhyun.

“Ya ya kalian bisa melanjutkannya nanti setelah acara ini selesai.” Kata sungmin memutar mata jengah.

“Sesuatu yang sudah hampir bangun, tidak bisa menunggu untuk segera di bangunkan.” Balas Kyuhyun tanpa beban.

Tidak peduli dengan wajah Hye Hee yang memerah menahan malu, wanita itu mencubit perutnya gemas.

“Ya, Cho Kyuhyun!”

Tidak memedulikan teriakan Jae Hyun dan Sungmin, Kyuhyun sudah melumat kembali bibir Hye Hee. Menciumnya dengan cepat, mengecap rasa bibir wanita itu yang sudah bercampur dengan rasa pewarna bibirnya.

Semakin meyakinkan, Kyuhyun menarik wajah Hye Hee, mengurung wajah mungil wanita itu dengan kedua tangannya, dan semakin melupakan Jae Hyun dan Sungmin yang mendengus jengah melihat ciuman mereka.

“Sepertinya kita harus menunggu sampai mereka selesai.” Kata Sungmin, dengan suara yang ia buat sengaja kuat.

“Ide yang bagus.” Kyuhyun menyambung ucapan Sungmin, lalu menyuruh kedua pria itu pergi. “Sebelum kalian pergi tolong tutup pintunya.” Kyuhyun berteriak menyuruh Sungmin dan Jae Hyun untuk menutup pintu sebelum kedua pria itu benar-benar pergi.

“Gila!” Jae Hyun berteriak frustasi pada Kyuhyun, mencibir lalu menuruti perintah Kyuhyun dengan menarik kuat handle pintu dan membantingnya sedikit keras.

Kyuhyun tertawa senang karena sudah membuat Jae Hyun kesal. Menarik wajahnya dari arah pintu, Kyuhyun kembali menatap pengantinnya dengan kelembutan, membuat wanita di hadapannya bergerak gelisah.

“Sekarang tinggal kita berdua.” Gumam Kyuhyun tersenyum. Ia menarik pinggang wanita itu semakin mendakat padanya.

“Lalu?” Tantang Hye Hee yang juga tersenyum malu.

“Aku  ingin makan malam lebih awal, sebelum kita menghadapi para tamu dan wartawan.”

Sekali tarikan kuat tubuh Hye Hee menempel erat pada Kyuhyun, memudahkan pria itu menutup mulut wanita itu dengan ciumannya, melumat, mengecap merasakan setiap sentuhan balasan dari wanita itu, sampai ia selesai menidurkan kembali gejolak dalam dirinya,sebelum akhirnya melanjutkan pesta pernikahan mereka.

***FIN***

Selesai jugaa yeee…

hahahaha ceritanya panjang gak karuan ya 😀

Tapi inilah hasil imajinasiku, dan terimakasih karena sudah bersedia membacanya sampai selesai.

Untuk bagian dewasanya, well aku udah berusaha membuatnya sehalus mungkin. dan kalaupun masih gak bagus mohon di maafkan, karena aku kurang berbakat hehehee